Sabtu, 02 Juli 2016

Takikardia

Takikardia adalah kondisi di mana detak jantung seseorang di atas normal dalam kondisi beristirahat. Detak jantung orang dewasa sehat adalah 60 sampai 100 kali per menit saat istirahat. Detak jantung pada penderita takikardia paling sedikit 100 kali per menit. Ketika jantung berdetak terlalu cepat, justru jantung tidak memompa secara efektif. Dan akhirnya, aliran darah akan berkurang, baik ke seluruh tubuh maupun ke dalam jantung itu sendiri.

Takikardia ditandai dengan meningkatnya detak jantung pada ruang atas jantung, ruang bawah jantung, atau kedua ruang tersebut. Detak jantung dikontrol oleh sinyal elektrik yang dikirim ke seluruh jaringan jantung. Sinyal ini berasal dari satu area kecil di antara ruang atas dan bawah jantung. Bila produksi sinyal dipercepat akan timbul takikardia.
Pada beberapa kasus, takikardia tidak menyebabkan munculnya gejala atau komplikasi tertentu. Tapi ketika otot jantung mulai kekurangan oksigen akibat bekerja terlalu keras, takikardia menjadi berkomplikasi. Tingkat keparahan komplikasi yang dipicu oleh takikardia bermacam-macam, tergantung dari beberapa faktor seperti jenis takikardia, jumlah detak jantung dan lamanya jantung berdetak diatas normal. Beberapa komplikasi yang bisa ditimbulkan takikardia adalah:
  • Stroke atau serangan jantung, akibat penggumpalan darah.
  • Gagal jantung.
  • Sering pingsan.
  • Kematian mendadak.

Gejala Takikardia
Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan oleh penderita. Jantung yang terlalu cepat berdetak tidak akan memompa darah ke seluruh tubuh dengan efektif. Akibatnya akan terjadi kekurangan oksigen pada beberapa organ dan jaringan tubuh, dan menyebabkan munculnya beberapa gejala dan tanda:
  • Jantung berdebar-debar.
  • Nyeri dada (angina).
  • Pingsan.
  • Merasa kebingungan.
  • Tiba-tiba merasa lelah.
  • Detak jantung menjadi cepat.
  • Napas menjadi pendek atau sesak napas.
  • Pusing.
  • Hipotensi dan kepala terasa ringan.

Beberapa pengidap takikardia bisa tidak mengalami gejala sama sekali. Jika kondisi ini terjadi, maka diagnosis takikardia hanya bisa dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik dan juga tes elektrokardiogram.
Jika mengalami kesulitan bernapas atau sakit pada dada selama beberapa menit, dan mengalami pingsan, segera berkonsultasi dengan dokter.
Penyebab Takikardia
Irama detak jantung normalnya dikontrol oleh nodus atrioventrikular, yang menghasilkan impuls elektrik pemicu awal tiap detak jantung. Penyebab takikardia adalah faktor-faktor yang mengganggu impuls elektrik tersebut, sehingga detak jantung lebih cepat dari normal.
Faktor pengganggu impuls elektrik ini cukup banyak, beberapa di antaranya adalah:
  • Merokok.
  • Hipertiroidisme.
  • Mengonsumsi minuman keras dan kafein terlalu banyak.
  • Rusaknya jaringan jantung akibat penyakit jantung.
  • Anemia.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Latihan fisik.
  • Demam.
  • Efek samping pengobatan.
  • Penyakit atau kelainan jantung dan jalur elektrik jantung bawaan.
  • Penggunaan narkoba.
  • Stres yang muncul secara tiba-tiba, misalnya saat ketakutan.
  • Ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh.

Risiko seseorang mengalami takikardia akan meningkat jika seseorang menderita kerusakan jaringan jantung dan/atau memberikan terlalu banyak tekanan pada jantung. Bagi Anda yang berusia di atas 60 tahun atau memiliki keluarga yang mengidap takikardia lebih berisiko terkena kondisi ini.
Beberapa jenis takikardia yang umum dijumpai adalah:
  • Fibrilasi atrium, adalah detak jantung di atas normal akibat kacaunya impuls elektrik pada atrium (serambi) jantung.
  • Atrial flutter, adalah kondisi di mana atrium jantung berdetak sangat cepat namun teratur. Hal ini disebabkan rangkaian hantaran sinyal elektrik pada atrium jantung tidak teratur.
  • Takikardia supraventrikular, terjadi pada bagian jantung di atas ventrikel atau atrium. Hal ini disebabkan ketidaknormalan rangkaian hantaran elektrik pada jantung yang umumnya sudah terjadi ketika lahir.
  • Takikardia ventrikular, adalah detak jantung di atas normal yang disebabkan sinyal elektrik yang terbagi dua antara menuju atrium dan menuju ventrikel jantung. Detak jantung yang terlalu cepat ini membuat ventrikel tidak bisa terisi dan berkontraksi secara efisien dalam memompa darah.
  • Fibrilasi ventrikular, akan terjadi apabila impuls elektrik yang kacau dan cepat menyebabkan ventrikel hanya bergetar saja dan tidak benar-benar memompa darah ke seluruh tubuh.

Diagnosis Takikardia
Diagnosis merupakan langkah dokter untuk mengidentifikasi penyakit atau kondisi yang menjelaskan gejala dan tanda-tanda yang dialami oleh pasien. Ada beberapa prosedur diagnosis yang akan dijalankan dokter jika pasien dicurigai terkena takikardia, yaitu:
  • Tes darah. Tes ini akan membantu apakah terjadi gangguan dengan tiroid atau unsur lain yang bisa menjadi penyebab takikardia. Komplikasi takikardia juga akan semakin parah jika Anda mengalami anemia atau gangguan fungsi ginjal. Tes ini bisa menentukan apakah Anda mengalami itu.
  • Tes elektrokardiogram (EKG). Ini merupakan prosedur utama untuk mendiagnosis takikardia. Beberapa sensor kecil ditempelkan pada dada dan tangan pasien untuk merekam pola sinyal elektrik saat melewati jantung.
  • Tes elektrofisiologi. Dokter akan memasukkan selang kecil dengan elektrode diujungnya pada pembuluh darah lengan, leher, atau pangkal paha pasien, kemudian dokter akan mengarahkan tabung ke beberapa titik di jantung. Tes ini untuk menilai setiap hantaran impuls listrik setiap sebelum jantung berdenyut apakah normal atau tidak.
  • Tes meja miring. Pasien akan diminta mengonsumsi obat yang memicu serangan takikardia. Setelah itu pasien akan diminta tidur pada meja khusus, yang akan dimiringkan sehingga posisi pasien seperti sedang berdiri. Dokter akan mengamati respons sistem saraf dan jantung pasien terhadap perubahan posisi ini.
  • Sinar X dada. Dokter bisa melihat kondisi jantung dan paru-paru pasien secara tersendiri. Tes ini juga bisa membantu dokter melihat apakah terdapat penyakit jantung bawaan.

Pengobatan dan Pencegahan Takikardia
Penanganan takikardia ditujukan untuk memperlambat detak jantung penderita serta mencegah agar tidak kambuh kembali. Ada beberapa langkah penanganan takikardia, yaitu:
  • Manuver vagal. Dokter akan meminta penderita untuk melakukan manuver vagal ketika takikardia sedang menyerang. Manuver ini akan memengaruhi saraf vagus, yang akan membantu menurunkan detak jantung.
  • Obat-obatan. Jika manuver vagal tidak bisa menurunkan detak jantung, maka dokter umumnya akan memberikan obat anti aritmia.
  • Kardioversi. Dalam prosedur ini, sengatan listrik dikirimkan ke jantung. Aliran listrik ini akan memengaruhi impuls listrik pada jantung dan menormalkan kembali irama detak jantung.

Untuk mencegah jantung kembali berdetak dengan kecepatan di atas normal, dokter akan menjalankan beberapa penanganan yaitu:
  • Ablasi kateter. Pada prosedur ini, akan dimasukkan kateter ke dalam pangkal paha, lengan atau leher dan mengarahkannya ke jantung. Elektroda pada ujung kateter akan mematikan jalur listrik yang tidak normal dari jantung dengan energi panas atau dingin.
  • Obat-obatan. Konsumsi obat anti aritmia secara rutin bisa mencegah jantung berdetak di atas kecepatan normal. Dokter juga mungkin akan meresepkan obat pengencer darah, sebab penderita takikardia berisiko tinggi mengalami penggumpalan darah.
  • Pacu jantung. Penderita juga bisa memasang alat pacu jantung kecil yang ditanam di bawah kulit. Alat ini akan memancarkan gelombang elektrik yang membantu jantung berdetak normal.
  • Implan defibrilator jantung, di mana implan dipasang pada bagian dada dan bertugas memonitor detak jantung kemudian mengirimkan gelombang elektrik untuk merangsang detak jantung normal kembali. Dokter akan menyarankan pemasangan alat ini jika takikardia mengancam keselamatan jiwanya.
  • Pembedahan. Pembedahan jantung mungkin diperlukan untuk menghilangkan jalur listrik yang tidak normal.

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah jantung terkena takikardia yaitu:
  • Berhentilah merokok.
  • Kontrol konsumsi minuman beralkohol dan yang mengandung kafein
  • Menjaga berat badan, tingkat kolesterol dan tekanan darah yang normal.
  • Selalu berolahraga dan mengonsumsi makanan yang sehat.
  • Hindari penggunaan narkoba.
  • Berhati-hati dalam mengonsumsi obat-obatan bebas, dan pastikan disesuaikan dengan petunjuk pemakaian.
  • Upayakan agar pikiran tidak stres.
  • Periksakan kesehatan Anda secara rutin dan laporkan setiap gejala yang timbul pada dokter Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed by Animart Powered by Blogger